Museum Lambung Mangkurat Gelar Dialog Dengan Guru
PARINGIN, Untuk lebih memperkenalkan sejarah, tradisi, kebudayaan
dimasa lalu bagi kalangan siswa, Museum Lambung Mangkurat mengelar
Ceramah (Dialog) permuseuman, sejarah dan kebudayaan bagi guru
dikecamatan Batumandi, Jum'at (11/3) kemarin.
Acara yang dilaksanakan di SDN 1 Mantimin Kecamatan Batumandi ini
diikuti sedikitnya 90 peserta yang berasal dari 22 SD dan 4 Madrasah
yang tersebar di Kecamatan Batumandi.
Menurut perwakilan Drs. Dwi P. Sulaksono kegiatan yang digelar Museum
Lambung Mangkurat bertujuan untuk membuka wawasan dan minat untuk datang
berkunjung ke museum.
Sebab kondisi sekaran, kata Dwi, masyarakat luas lebih cendrung senang
berlibur kepusat perbelanjaan dari pada mangajak anak-anaknya ke museum.
"Museum bisa dijadikan media sarana dalam melakukan pendidikan," ujarnya.
Apalagi, lanjut Dwi, keberadaan Museum sangat menopang prosees
pendidikan multikultur. Model pembelajaran secara simbolis, ikonik dan
bermain peran dengan koleksi museum yang sedang diidentifikasi
memberikan kesempatan para siswa atau mahasiswa untuk belajar. "Melalui
benda-benda museum, mereka memperoleh pengetahuan dan merangsang
kemampuan berfikir, kemampuan sosial akademis serta sikap atau
nilai-nilai yang dapat membantu pencapaian kehidupan masyarakat yang
multikultu," ungkapnya.
Terlebih lagi, lanjut dia, Museum yang bernaung di bawah Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai visi “Terwujudnya Museum Nasional
sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap
kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan
antarbangsa”.
"Artinya lewat museum kita bisa banyak belajar tentang sejarah, tradisi,
kebudayaan, sosial serta adat istiadat dimasa lalu yang semuanya itu
menjadi identitas kita yang harus terus dipertahankan," jelasnya.
Kegiatan yang digelar Museum yang diresmikan pada 10 Januari 1979 silam ini, mendapat sambutan hangat dari para peserta.
"Saya baru tahu jika persepsi museum hanya mentok pada masalah sejarah
itu salah. Ternyata lewat museum kita bisa mengalai berbagai bidang
ilmu," ujar salah satu peserta Rajuddin.
Menurut, Kepsek SDN Mantimin 1 ini, kegiatan seperti ini harus rutin
digelar agar dunia permesuman semakin dikenal dan dicintai masyarakat
luas.
Untuk diketahui, dalam dialog tersebut Museum Lambung Mangkurat
mendatangkan dharma setyawan yang merupakan Ketua Komunitas Historia
Indonesia (KHI) regional Kalsel sebagai salah satu narasumber.
Dalam paparannya, Dharma mengungkapkan bagaiman sejarah terjadinya
perang banjar diwilayah Bumi Sanggam yang didominasi oleh tokoh
Tumenggung Jalil dan kawan-kawan.(sugi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...
-
Tatanjang Alat Menanam Jika Tajak digunakan untuk membersihan lahan pertanian sebelum tanam, maka Tatanjang, Tatujah atau Tatajuk d...
-
Surat Wasiat dan Keris Abu Gagang,, Bismillaahirrahmaanirrahim . Surat Wasiat ini masih tersimpan baik, memiliki perjalanan sejara...
-
Marinjah Mamuntal dan Mahambur Dalam proses bertani (menanam padi) secara tradisional di Kalsel umumnya dan khususnya daerah hul...
No comments:
Post a Comment