Wednesday 27 January 2016

HAUK Gunung Tertinggi Ke Dua Di Kalsel


Kawasan pegunungan meratus secara geografis terletak di antara 115•38’00 hingga 115•52’00” Bujur Timur dan 2•28’00” hingga 20•54’00” Lintang Selatan merupakan kawasan hutan yang menyimpan kekayaan hayati yang berlimpah.
Pegunungan meratus ini menjadi bagian dari 8 Kabupaten yaitu : HSS, HST, Balangan, Tabalong, Tanah Laut, Kotabaru, Banjar, dan Tapin.
Jika selama ini Gunung Halau-Halau di HST dikenal sebagai puncak tertinggi di Kalsel dengan ketinggian 1902 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) maka Gunung Hauk yang berada di Kabupaten Balangan menjadi puncak tertinggi ke dua Se Kalsel dengan ketinggian 1325 MDPL.
Meski sudah sering didatangi oleh para Mapala, Orpala hingga para pecinta rekreasi namun keberadaan Gunung Hauk masih kalah populer dengan gunung Halau-Halau, meski demikian gunung Hauk tidak kalah dengan gunung lainnya diwilayah pegunungan meratus, bahkan banyak hal yang menjadi ciri khas keindahan kawasan gunung Hauk bila dibanding kawasan gunung didaerah Meratus lainnya.
Gunung Hauk yang secara administratip berada di Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan ini, selain memiliki keindahan puncaknya dan kekeyaan beraneka ragam flora dan fauna akses ektrem serta menantang adrenalin juga merupakan kelebihan tersendiri bagi para pendaki gunung Hauk.
Gunung Hauk yang merupakan bagian dari pegunungan Meratus selain menjadi tempat Sakral/keramat kerna dijadikan tempat rangkaian berbagai ritual adat oleh Masyarakat sekitar yang merupakan suku Dayak dan kebanyakan beragama Hindu.
Perjalan ke gunung Hauk pertama kali dimulai dari kota Paringin (ibu kota Kabupaten Balangan) setelah itu menuju ke Desa Tebing Tinggi (Ibu kota kecamatan Tebing Tinggi) yang memakan waktu sekitar 1 jam, selanjutnya bisa perjalanan pendakian gunung Hauk bisa dilanjutkan ke Desa Ajung ataupun memilih melalui Desa Kambiyain yang masing-masing bisa ditempuh sekitar 1 Jam mengunakan kendaraan roda dua. Khusus jalan melalui Desa Ajung akses jalan lebih sulit namun dijamin perjalanan akan lebih memuaskan.
Sampai Desa Ajung pendakian gunung Hauk dilakukan dengan cara treking (berjalan) yang menghabiskan waktu antara 4-5 jam perjalanan.
Gunung Hauk sendiri sudah sejak tahun 1990’an telah menjadi tempat pendakian bagi para pencinta alam baik dari wilayah Kalimantan Selatan maupun dari luar.
kelebihan kawasan gunung Hauk diantaranya.
Selain memiliki medan perjalan yang lengkap mulai dari jalan mendaki, terjal, berbatu, sisi jurang, hingga menyeberang sungai, kelebihan gunung Hauk juga terdapatnya kawasan tertentu yang mempunyai ciri khas yaitu : Pertaman adanya tempat yang disebut Hambal Lumut dimana kawasan Hambal Lumut sendiri merupakan kawasan yang dipenuhi tumbuhan lumut yang ketebalan sama seperti kasur sehingga jika berada disana serasa berada diatas Hambal (Karpet tebal).
Kedua, adanya Telaga Warna yaitu kolam alami yang terdapat dikawasan sebelum sampai puncak gunung, dimana keistimewaan kolam tersebut yakni airnya berwarna kemerah-merahan namun saat diambil dari kolam warna berubah menjadi bersih dan bening, bahkan rasa airnya pun sangat segar, sebagaimana rasa khas dari pegunungan, ke tiga Hutan Kayu Habang merupakan kawasan yang hanya ditumbuhi satu jenis vegatasi tumbuhan kayu yang berwarna merah (Habang), dimana jenis kayu tersebut seperti jenis kayu Galam yang kulit kayunya banyak terkelupas, sedangkan besar pohon bervariasi dari yang kecil sampai yang besar, ke Empat adanya beberapa Air terjun yang terdapat dikawasan gunung Hauk tersebut salah satunya yakni, air terjun Iyam. Ke Lima kawasan gunung Hauk memiliki kekayaan hayati yang tak ternilai, sama seperti kawasan hutan meratus lainnya, kawasan hutan gunung Hauk juga menyimpan kekayaan hayati yang tak ternilai, mulai dari vegetasi yang beraneka ragam saperti, pohon khas kalimantan yakni Ulin hingga tanama Aggrek khas meratus (aggrek bulan), sampai keanekaragaman fauna yang menjadikan kawasan hutan gunung Hauk menjadi habitan hidupnya, ke Enam selain memiliki kawasan puncak yang luas, saat berada di puncak gunung Hauk saat malam hari kita bisa melihat lampu-lampu yang berada di wilayah Tanjung, HST, hingga ke Kotabaru. Ke Tujuh selain keindahan alam dan kekayaannya keaslian adat istiadat masyarakat setempat yang masih sangat kental dan keramah tamahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan gunung Hauk dan menjadi satu dari sekian kelebihan yang ditawarkan oleh Gunung Hauk yang menjadi puncak tertinggi ke dua di Bumi Antasari ini
Selain itu, Gunung Hauk menjadi salah satu tempat pendakian baik oleh masyarakat umum maupun dari Para Pecinta alam kerna mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki di daerah lain seperti :
1. Adanya tempat yang disebut Hambal Lumut dimana kawasan Hambal Lumut merupakan kawasan yang dipenuhi tumbuhan lumut yang tebal sehingga jika berada disana serasa berada diatas Hambal (Karpet tebal).
2. Adanya Telaga Warna yaitu kolam alami yang terdapat dikawasan sebelum sampai puncak, dimana keistimewaan kolam tersebut yakni airnya berwarna kemerah-merahan namun saat diambil dari kolam warna berubah menjadi bersih dan bening, bahkan rasa airnya pun sangat segar, sebagaimana rasa khas dari pegunungan.
3. Hutan Kayu Habang, kawasan ini merupakan suatu areal yang akan dilalui saat menuju ke puncak gunung hauk, dan uniknya kawasan tersebut hanya didominasi pohon kayu berwarna merah (habang), sedangkan jenis kayu habang tersebut seperti pohon galam dengan banyak kulit kayunya yang terkelupas dengan besar pohon bervariasi dari yang kecil sampai yang besar.
4. Air terjun, jika melakukan pendakian ke Gunung Hauk melalui Desan Kambiyai Kecamatan Tebing Tinggi (bukan melalui Desa Ajung) maka akan melaui Air Terjun, dimana air terjun tersebut lumayan tinggi dan tentunya juga sangat indah.
5. Kekayaan hayati yang tak ternilai, sama seperti kawasan hutan meratus lainnya, kawasan hutan gunung hauk juga menyimpan kekayaan hayati yang tak ternilai, mulai dari vegetasi yang beraneka ragam saperti, pohon khas kalimantan yakni Ulin hingga tanama Aggrek khas meratus (aggrek bulan), sampai keanekaragaman hewan yang menjadikan kawasan hutan Gunung Hauk menjadi habitan hidupnya.
6. Kawasan puncak yang luas, dimana kawasan puncak Gunung Hauk merupakan hamparan yang cukup luas dengan didominasi tanaman vegetasi pohon cemara kerdil, dengan begitu kawasan puncak sangat nyaman untuk dijadikan bascame para pendaki saat menikmatai suasa di puncak gunung.
7. Mitos hujan yang selalu terjadi, selain keindahan puncak baik saat matahari terbenam maupun terbit, dan keanekaragaman hayati yang terjadi dikawasan puncak serta hutan di Gunung Hauk, mitos yang menyertainya pun juga menjadikan Gunung Hauk memiliki daya tarik sendiri, dimana salah satu mitos yang ada dan selama ini selau benar adalah setiap melakukan pendakian ke puncak gunung hauk para pendaki pasti bertemu hujan, meskipun mendaki disaat musim kemarau.
8.Adat dan keramahan masyarakat setempat, terlepas dari semua keindahan dan kelebihan yang dimiliki Gunung Hauk sebagai tempat pendakian, yang tidak kalah pentingnya ialah keramahan dan keaslian adat masyarakat setempat yang masih sangat kental.
9.Medan lengkap, yang tidak kalah menariknya ialah perjuang (perjalanan/medan) yang harus ditempuh saat mencapai puncak, dimana seakan-akan semua medan dialam bebas tersedia saat menuju puncak Gunung Hauk, dimulai dengan kawasan perkebunan masyarakat, menyeberang sungai (sungai pitap), menjelajah hutan, mendaki, meniti kawasan jurang berbatu, dan mendaki, serta melewati berbagai kawasan yang berbeda-beda namun menjadi satu kesatuan.
Untuk menuju Gunung Hauk pertama kali dimulai dari kota Paringin (ibu kota Kabupaten Balangan) ke Desa Tebing Tinggi (Ibu kota kecamatan Tebing Tinggi) yang memakan waktu sekitar 1 jam, selanjutnya dilanjutkan ke Desa Ajung yang juga sekitar 1 Jam, setelah itu dari Desa Ajung dilakukan pendakian dengan cara berjalan kaki (treking) yang ditempuh antara 3-4 jam hingga sampai puncak.

Tumenggung Jalil





Temenggung Jalil 


Tumenggung Jalil dan Pemberontakan Banua Lima di Bumi Sanggam
Banyaknya tempat bersejarah baik sejarah perjuangan maupun peninggalan peradapan kebudayaan di Balangan tidak terlepas dari kondisi wilayah Balangan yang pada masa silam menjadi pusat pemukiman masyarakat yang ramai.
Namun sayang, keberadaan situs-situs bersejarah tersebut seakan tidak terperhatikan keberadaannya sehingga ada beberapa objek bersejarah kondisinya memerhatinkan.
Salah satu, objek bersejarah yang terlihat kurang terawat dan terkesan diabaikan ialah situ sejarah Benteng Tundakan yang berada di Desa Tundakan Kecamatan Awayan. Dimana gerbang masuk kawasan benteng alam yang dimasa lalu dijadikan benteng pertahanan oleh Pengeran Antasari saat melawan penjajahan kolonial Belanda terlihat lapuk dan sudah mau rubuh.
Selain itu, makam yang dipercaya sebagai kubur dari Tumenggung Macan Negara (Tumenggung Jalil) salah satu pejuang yang gugur dalam peperangan 24 September 1861 saat pasukan Pengeran Antasari mempertahankan Benteng Tundakan, terlihat tidak terawat.
Salah satu pemerhati sejarah Balangan, dharma setyawan mengungkapkan, keberadaan situs sejarah bukan hanya sekedar ornamen bukti suatu peristiwa namun, juga merupakan kawasan yang mempunyai makna kultural yang berupa nilai keindahan, sejarah, keilmuan, atau nilai sosial untuk generasi lampau, masa kini, dan masa mendatang.
Benteng Tundakan sendiri, kata Dharma, merupakan salah tempat yang termasuk garis pertahanan Pangeran Antasari di Hulu Sungai.
Khusus perlawan melawan Belanda di Kawasan Banua Lima, Pengeran Antasari menunjuk Tumenggung Jalil sebagai panglima perang di wilayah Banua Lima dan diberi gelar Kiai Adipati Anom Dinding Raja oleh Pangeran Hidayatullah.
“Atas dasar penunjukan itulah, Tumenggung Jalil mempersiapkan beberapa kubu pertahanan di sekitar Balangan, yaitu benteng Batumandi dan benteng Kusambi. Benteng Batumandi dipimpin oleh Pangeran Syarif Umar dan Pangeran Usman serta Demang Lehman, sedangkan Tumenggung Jalil sendiri mempersiapkan dikawasan Kusambi, Lampihong, Layap dan Muara pitap,” bebernya.
Keberadaan Benteng Tundakan, lanjut salah staf pengajar di SMAN 1 Paringin ini, merupakan tempat krusial yang digunakan pejuang dibawah pimpinan Pengeran Antasari sekitar 1858 hingga 1861 silam saat melawan penjajah Kolonial Belanda.
Namun sayang, kata Dharma pria ini akrab disapa, pada 24 September 1861 sekitar 300 orang tentara Belanda dipimpin oleh Kapten Van Langen dan Kapten Van Heyden mengepung Benteng Tundakan dan dalam petempuran itu Tumengung Jalil gugur sebagai pahlawan.
“Ketokohan Tumengung Jalil sebagai tokoh besar pahlawan banjar harus kitainformasikan, dipelajari dan diteladani. Karena dari sosok seorang Jalil yang merupakan rakyat bisa (Jaba) kita bisa belajar bagaimana pentingnya mempertahankan harga diri bangsa yang bermartabat,” bebernya.
Untuk itu, lanjut Alumni Fisip Unlam ini, keberadaan situs sejarah seperti Benteng Tundakan serta ketokohan Tumengung Jalil agar dipelihara keberadaannya karena pelestarian situs sejarah akan memberikan ikatan kesinambungan yang erat, antara masa kini dan masa lalu.
Pemahaman yang dangkal tentang kesejarahan mendegradasi intelektualitas dan moral generasi muda, jangan lupa bahwa mempelajari sejarah adalah mengenai mempelajari pengalaman masa lalu untuk merajut masa depan.
“Karena dengan lestarinya situs sejarah kita dapat lebih mudah mengetahui peristiwa maupun sikap, ide-ide, filosofi, kepercayaan, keindahan, dan pola kehidupan dimasa lalu yang bisa kita jadikan panutan dimasa sekarang dan akan datang. Generasi muda yang buta sejarah adalah generasi yang kehilangan identitas dirinya,” pungkasnya. (sugi) 

Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Masyarakat



PARINGIN, MK- Banyaknya objek wisata di Bumi Sanggam menjadi modal awal untuk dunia Pariwisata guna mendukung perekonomian daerah, namun hingga kini pengelolaan dinilai belum maksimal.
"Kendala utama pengelolaan Pariwisata selama ada pada anggaran," ujar Kabid Pariwisata di Disporaparbud Balangan Hamdani,
Namun, kata Hamdani, pihaknya di tahun 2016 ini akan terus mengupayakan pengembangan dan pembangunan wisata pasti walaupun secara perlahan.
Menurutnya, pengembangan pariwisata ini tak hanya terkait pemerintah, tetapi juga peran serta masyarakat sekitar.
Untuk itulah, dirinya meminta kepada aparat desa dan masyarakat mulai kembali memberikan perhatian lebih terhadap wisata yang ada didesanya.
"Dukungan Pemerintahan Desa atau masyarakat dalam pengembangan wisata bisa melalui pengunaan anggaran Dana Desa yang dimiliki untuk membangun fasilitas penunjang dalam pengembangan Objek Wisata yang dimiliki desa masing-masing," sarannya.
Untuk Desa yang mempunyai objek wisata ini yakni, Desa Aniuangan Kecamatan Halong dengan wisata alam air terjun Manyandar, Desa Teluk Bayur Kecamatan Juai wisata relegi datuk kandang haji, Desa Tundakan Kecamatan Awayan dengan wisata sejarah Benteng Tundakan, Desa Baruh Bahinu Dalam Kecamatan Paringin Selatan wisata alam Danau Baruh Bahinu, Desa Sumsum Kecamatan Tebing Tinggi wisata alam gunung Hantanung, Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi wisata alam Gunung Hauk dan Desa Hujan Mas Paringin wisata relegi Masjid syuhada. (sugi)

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...