Saturday 8 April 2017

Ayo Bangkitlah Berbenah Lupakan selfie dan pencitraan


rang awam senang, lihat petinggi negeri berselfie.
Politisi gondok, petinggi negeri jadi pesaing berselfie.
Negarawan berpikir, pantas negeri kisruh. Wong petinggi tak paham jebakan selfie.
“Koq pak Erie seperti yang lain juga ya…”, komen Kang Sigit.
Kekekekekek.... Malu juga dengar komentar salah satu pemilik RM Ampera ini. Sambil senyam senyum Kang Sigit beringsut mendekat. Terima ajakan berselfie.
Selfie ini bukan demam. Tapi sudah jadi kebutuhan utama. Tak usah di tempat yang menarik. Atau bertemu dengan tokoh besar. Wong wajah dimencongin pun jadi bahan selfie. Anak-anak sekarang gimana ya…
“Anak-anak sekarang, maksud elo gimana, Bro? Elo sendiri minta selfi. Lha koq protes sikap mereka. Ngaca ngapah, ngacaaa!” Sindir bathin saya.
Saat sedang nikmati rasa malu berselfie, sms masuk: “Mas, lihat gak pejabat rebutan selfie dengan tamu negara?” Astaghfirullah, saya kelu melihatnya.
Bagi banyak orang, selfi jadi alat dongkrak diri. Itu cerminkan posisi. Bagi yang bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, selfie jadi sakti mandraguna. Ketika di tempat tertentu, atau jumpa tokoh, selfienya jadi bukti “dirinya juga berharga lho”. Yang kaya dan cerdas sama. Bagi kalangan yang sudah punya posisi, seperti juga politisi atau pejabat, selfi bukan untuk dongkrak diri. Itu pertegas posisi. Selfie si kaya, terlihat dari jalan-jalannya. Selfie di luar negeri. Kuliner dunia atau belanja di tempat eksklusif. Berselfie di stadion Manchester United. Atau selfie di arena balap jet darat F1. Selfie orang-orang cerdas agak beda. Tujuan sih sama, posisi juga. Berselfie di kampus Harvard Amrik, atau di Sorbone Perancis. Dahaga intelektualitasnya terpenuhi ketika bisa berselfie bersama guru besar atau pemenang Nobel. Sementara bagi politisi, bisa selfie bersama Donald Trump, itulah penghias karir. Atau duuuh betapa bangga bisa berselfie dengan Vladimir Putin atau Tony Blair. Entah apa bisa ini dikatakan puncak “karir politisi”?
Sesungguhnya itulah selfie. Menguak pribadi siapapun. Saya sering tersenyum lihat tingkah ABG berselfie. Juga sering kecut lihat ibu-ibu reunian. Sebab gayanya itu lho. Tak mau kalah dengan anak-anak gadisnya.
Cuma yang buat shock ketika petinggi negeri rebutan selfie dengan tamu negara. Ini bukan soal sepele. Selfie pejabat bisa kuak “apa yang sesungguhnya tengah terjadi di negeri ini”.
Ke-1 apa yang mustahil di negeri lain, terjadi di negeri ini. Saya belum pernah lihat pejabat negeri lain berselfie saat acara kenegaraan. Di kita, na’udzubillah mindzalik. Terpikir ga sih, apa yang ada di benak Raja Salman dan komentar mereka yang jadi tamu negara?
Ke-2 ini acara kenegaraan. “SOP terketat di dunia” ada di acara kenegaraan begini. Foto jelas hal utama. Pejabat selfie, dia tak paham 3G (good goverment governance). Rakyat tak tahu 3G lumrah. Saat pejabat negeri tak paham, alamaaak...
Ke-3 tata protokuler diterabas. Tak sadar, orang di sekitar istana diberi bahan ghibah. Agaknya selfie kini jadi bagian tak terpisah dalam gedung negara. Jangan-jangan ketika rapat kabinet penuh dengan selfie yang menyita waktu.
Ke-4 secara pribadi, berselfie itu perlihatkan kualitas orangnya. Setidaknya dalam etika dan sopan santun. Pantas saja mengelola pemerintahan dengan wajah merah, mata melotot, dan kata makian tak lagi mengusik pembesar negeri.
Ke-5 secara kebangsaan, “tak ada lagi rasa malu”. Sumpah, malu saya jadi orang Indonesia. Lha pimpinannya saja begitu. Apalagi saya yang rakyatnya. Indonesia ini negara besar. Tapi bagi Singapura, jangan-jangan lagi “Indonesia dianggap buih” saja.
Yang lelaki sontoloyo. Yang perempuan sintiliyi. Yang LGBT soantoaloayoa. Yang pegawai, senteleye. Yang swasta suntuluyu.
Ke-6 bolehkah dibilang selfie itu puncak pencitraan? Jika boleh, citra itu kan cuma topeng. Sandiwara. Yang saya khawatirkan, ini kerja sandiwara. Kerja tak tampak, sulitkan media pendukung sibuk bermanuver dari “satu citra ke citra berikut”.
Ke-7 saya berharap bisa ada penjelasan kerja sama apa yang bisa buat sejahtera rakyat. Eh koq malah video yang saya tonton bicara soal makan.

Selfie dan video terlanjur terwarisi. Bagaimanapun yang mewarisi adalah pemimpin saya. Meski sumbernya berasal dari Reuter, saya anggap semua itu hoax. Kemarin, kini, dan esok 240 juta rakyat Indonesia terus menunggu dengan harap-harap cemas.
Maka “Ayo, Pemimpinku. Bangkitlah Berbenah. Lupakan selfie dan pencitraan".


Sumber : http://harkatnegeri.org/index.php/publikasi/gagasan/100-selfie-penguak-perilaku.html

Paman Birin koordinasi dengan Balai Besar Jalan terkait Jalan Rusak Balangan

Paman Birin koordinasi dengan Balai Besar Jalan terkait Jalan Rusak Balangan


PARINGIN – Perayaan Hari Jadi Balangan ke 14 Sabtu (8/4) kemarin, untuk pertama kalinya dihadiri oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor. Bertempat di halaman kantor Bupati Balangan.
Orang nomor satu di Kalsel yang akrab disapa Paman Birin tersebut datang ke Balangan menggunakan Helikopter, lantaran harus menghadiri salah satu acara yang dilaksanakan di Kota Banjarbaru, sekitar pukul 08.00 Wita. Sementara acara di Balangan sesuai jadwal dimulai pukul 10.00 Wita.
Sempat diwarnai hujan deras dan angin kencang sejak pagi, namun hujan reda sebelum acara dimulai sehingga tidak mengganggu kekhidmatan perayaan puncak hari jadi.
Dalam sambutannya, Bupati Balangan H Ansharuddin memaparkan sejumlah pembangunan dan program yang telah dilaksanakan pada satu tahun kepemimpinannya.
Di antaranya yaitu beasiswa untuk ratusan pelajar tetbaik lulusan SMA sederajat di Balangan, penggratisan biaya kesehatan di RSUD Balangan bagi masyarakat setempat, serta pengoptimalan lahan tidur dan lain sebagainya.
“Pembangunan dan segala hasilnya tidak hanya hasil kerja pemerintah kabupaten, namun juga atas dukungan dan bantuan dari pemerintah provinsi, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Balangan dan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Paman Birin saat menyapa masyarakat Balangan terlebih dahulu mengucapkan selamat hari jadi Balangan ke 14, lalu ia mengajak pemerintah kabupaten agar selalu melakukan kerja sama atau koordinasi dengan Pemprov, agar program kerja antara kabupaten dan provinsi searah.
Di sela sambutannya, Paman sempat menyinggung tentang kondisi jalan nasional di Balangan yang rusak parah.
“Ini bukan kesalahan bupati, melainkan kesalahan saya. Sebagai bentuk dari tanggung jawab kita belajar dari kesalahan,” tekannya.
Secepatnya kata Birin, ia akan melakukan koordinasi dengan Balai Besar Jalan terkait perbaikan jalan nasional di Balangan.
Terlepas dari itu, ia mengimbau agar pemerintah bersama swasta harus meningkatkan sinegritas, untuk bahu-membahu dalam membangun daerah.
Di penghujung acara, diisi dengan berbagai penyerahan hadiah dari lomba yang diadakan dalam rangkaian hari jadi Balangan, penghargaan kepada sejumlah tokoh dan masyarakat, serta penandatanganan MoU antara Pemkab dengan LIPI tentang pembangunan Kebun Raya Balangan. (why)

Friday 7 April 2017




Al-Fadhil Syaikh Ahmad Fahmi Zamzam Al-Banjari Al-Nadwi Al-Maliki dilahirkan pada tahun 1959 di Amuntai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Beliau memasuki alam persekolahan di Amuntai sebelum menyambung pengajian di Madrasah Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan sehingga Tingkatan 'Aliyah. Seterusnya beliau melanjutkan pendidikan di Yayasan Pesantren Islam Bangil, Jawa Timur. 

Pada tahun 1980, beliau telah meneruskan pengajiannya di India, bersama dengan ulama' terkenal asy-Syaikh Abul Hassan ‘Ali an-Nadwi di Nadwatul Ulama', Lucknow. Pada tahun 1984, beliau menamatkan pengajiannya di India dan langsung datang ke Malaysia dan berkhidmat di Madrasah Tarbiyyah Islamiyyah Derang di Pokok Sena, Kedah sehinggalah ke hari ini.
Pada tahun 1988, beliau berkesempatan berguru dengan asy-Syaikh Muhammad Yasin al-Fadani dan juga as-Sayyid al-Habib Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, sehingga beliau dianugerahkan dengan gelaran keluarga "al-Maliki" pada tahun 2002.

Beliau juga merupakan Mudir, Pasentren Yayasan Islam Nurul Hidayah (Yasin) di Banjar Baru dan Pasentren Yasin di Muarateweh, Kalimantan, Indonesia yang dibuka pada tahun 2001 dan 2003. Disamping itu, beliau adalah Ketua Umum Majelis Ulama' Indonesia Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah untuk sessi 2004 – 2009.

Beliau juga aktif didalam penulisan. Antara kitab yang beliau susun adalah '40 Hadis Peristiwa Akhir Zaman', '40 Hadis Penawar Hati' dan '40 Hadis Kelebihan Ilmu dan Ulama', 40 Nasihat Imam Zainuddin Ibnul Wardi al-Kindi. Selain itu beliau juga telah mentahqiq dan menerbitkan semula kitab-kitab karangan ulama' silam Alam Melayu Nusantara iaitu kitab karangan asy-Syaikh Abdusshamad al-Falimbani seperti 'Sairus Salikin' (4 jilid) dan 'Hidayatus Salikin'. Al-Fadhil Syaikh juga aktif menterjemahkan kitab seperti, 'Bidayatul Hidayah' dan 'Ayyuhal Walad' karangan Imam Al-Ghazali, 'Bustanul Arifin' karangan Imam An-Nawawi dan Lamiyah Ibnu Wardi karangan Imam Zainuddin Ibnul Wardi al-Kindi.

Beliau juga aktif mengajar secara bulanan di Lembah Kelang iaitu Kitab Hikam Ibn ‘Athoillah di Anjung Rahmat ABIM, kuliah Kitab Hidayatus Salikin di Masjid al-Falah USJ 9 dan kuliah Kitab Qul Hadzihi Sabili di Pusat Pengajian Ba'Alawi. Beliau juga mengadakan pengajian kilat untuk mengkhatamkan kitab-kitab seperti kitab Ayyuhal Walad, Bidayatul Hidayah, Bustanul ‘Ariffin dan-lain-lain.

Sumber : http://peminggirkota.blogspot.co.id/2009/04/al-fadhil-syeikh-ahmad-fahmi-zamzam-al.html?m=1

Tuesday 4 April 2017

Catatan Buruk Conch

“Menelaah Keberadaan PT.Conch ; Dilanjutkan atau Dihentikan”

SINOPSIS

Hidup Mahasiswa,..!!!

        Sejak ditanda tanganinya kerjasama hubungan bilateral antara Indonesia (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia) dengan PT.Conch Cement Indonesia (Republik Rakyat Tiongkok) dan sub kontraktornya PT. Eternal Richway, Sinokon dan MCC pada 30 Juni 2011 dalam proyek semen dan perdagangan, di Desa Saradang, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. 

         Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang memproduksi semen ini, meskipun telah mengantongi izin perusahaan dari pusat ternyata tidak sepenuhnya mematuhi aturan-aturan di daerah maupun Undang-Undang yang berlaku. Sehingga menimbulkan masalah dan keresahan di masyarakat, diantanya :

  1. Dengan dikeluarkannya Surat Izin Pinjam Pakai Lahan dari Pemerintah Pusat kepada PT.Eternal Richway melalui SK Menteri LHK Nomor 14/I/IPpKH/PMA/2015 tanggal 12 Agustus 2015 seluas 5,9 hektar. Namun faktanya kegiatan pembukaan lahan juga dilakukan diluar batas izin pinjam pakai kawasan hutan yang mencapai 20 hektar dan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap SK Menteri LHK tersebut dan  UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan atau UU No.18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H) dan juga UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  2. PT. Conch Tidak memiliki izin untuk menggunakan air wajib sesuai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yaitu 70% menggunakan air bawah tanah. 
  3. Perusahaan membutuhkan air 6.000 kubik setiap hari untuk keperluan Produksi Semen dan beberapa mesin penggerak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Perusahaan membendung aliran Sungai Jaing di Desa Kaung, Kecamatan Upau YANG AWALNYA dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengaliri sawah pertaniaan ke 3 desa, yaitu Desa Kaung, Desa Bilas dan Desa Masingai. Sehingga menyebabkan hasil panen masyarakat menurun yang biasanya menghasilkan 2 kali panen pertahun.
  4. PT.Conch menerima kiriman Bahan Baku Batu Bara dan hasil tambang mineral bukan logam (Batu Merah dan Pasir Putih) dari Truk pengangkut yang tidak berizin (Ilegal). Sedangkan Badan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) hanya mengeluarkan izin angkutan batubara yang mengantar ke PT Conch sebanyak 6 perusahaan, sisanya tidak di beri dispensasi (Ilegal).
  5. PT.Conch belum melakukan pengujian udara atau Pencemaran Lingkungan atas produksi semen tersebut. Ujar Kabid Pengendalian BLHD Kalsel, sutikno (11/2/2017)
  6. Seharusnya untuk kendaraan yang bersumbu dua yang melintas dijalan Negara antar provinsi Kalsel-Kaltim maksimal 8 ton dan roda bersumbu 3 maksimal 13.5 ton tidak boleh melintas. Sedangkan armada Trailer semen PT.Conch melebihi Tonase s/d 70 Ton. Sehingga merusak jalan umum yang digunakan oleh masyarakat, sampai-sampai masyarakat sendiri turun tangan untuk menyemen aspal yang berlubang tersebut dengan menggunakan biaya sendiri.
  7. Terkait Pajak dan Retribusi, data yang ditemukan dilapangan masih ada pajak-pajak yang belum dibayar oleh PT.Conch diantaranya Pajak Reklame tahun 2016, Pajak mineral bukan logam dan Batuan 2015 dan 2016, Bea Peroleh Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) belum lunas, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Air Bawah Tanah, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai  UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi.
  8. Berdasarkan pantauan pansus, menemukan fakta bahwa kepedulian PT.Conch terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat produksi sangat kurang. Padahal berdasarkan PP 47 Tahun 2012 tentang Corporate Social Responsibility (CSR), bahwa perusahaan yang bergerak dibidang Eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) wajib mengeluarkan CSR dan sebagia bagian dari biaya produksi.
  9. Belum lagi tentang banyaknya Tenaga Kerja Asing Ilegal dalam perusahaan, tenaga kerja lokal memang ada tapi hanya 10% yang harus bekerja keras seperti kerja rodi. Hasil investigasi dari para pekerja lokal yang bekerja di pabrik semen PT Conch mengeluh bahwa hak-hak mereka selama bekerja banyak yang diabaikan. Para tenaga kerja wajib bekerja selama 8 jam sehari. Untuk duduk istirahat saja mereka tidak diperbolehkan dan akan mendapatkan sangsi pemotongan gaji apabila melakukan pelanggaran Para pekerja selama bekerja tidak diperkenankan untuk buang air besar (BAB), dan apabila mereka nekat maka gajihnya akan dipotong 1 poin yakni sebesar Rp200 ribu sekali BAB, kalau dua kali BAB maka akan dipotong 400 ribu. Tidak hanya itu, apabila pekerja lokal ada yang Sakit mereka juga akan mendapat potongan gaji sebesar Rp500 ribu meskipun pekerja tersebut sudah mendapatkan surat keterangan sakit dari dokter. Ini jelas melanggar UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Dari permasalahan yang cukup kompleks tersebut kami dari Dewan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (DEMA FSEI) IAIN Antasari Banjarmasin dan Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) bermaksud mengundang kawan-kawan BEM/OKP dan mahasiwa SeKalimantan Selatan untuk membahas permasalahan dan memecahkan permasalahan  ini dalam “Dialog Publik” dengan tema “Menelaah Keberadaan PT.CONCH ; Dilanjutkan atau Dihentikan” Pada :

Hari/Tanggal : Rabu / 05 April 2017
Pukul             : 09:00 – Selesai
Tempat          : Aula Kayuh Baimbai (Pemko Banjarmasin)

Dengan narasumber:
Narasumber I Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel
Narasumber II
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Selatan
Narasumber III 
Kepala Imigrasi Kelas I Banjarmasin
Narasumber IV
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika  Provinsi Kalsel
Narasumber V
Kepala Badan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Provinsi Kalsel
Narasumber VI
Ketua Pansus PT.Conch (Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan)
Narasumber VII
KAPOLDA Kalimantan Selatan
Narasumber VIII
Gubernur Kalimantan Selatan

“Jangan Rampas Tanah Rakyat, Jangan Abaikan Kepentingannya,...
Sebab Tanah Adalah Bumi Tempat Ibadah Kepada Tuhannya, 
Tempat Memuliakan Dirinya Dengan Kerja,..
Jika Itu Kau Lakukan,..
Berarti Telah Kau Tabur Sendiri,..
Iman Kekacauan Di Negeri Ini,..”  (Widji Thukul)

Hidup Mahasiswa,...!!!

Contact Person:
Hp. 0896 0456 4144 (WA/Line)
       0896 1684 0846 (WA)


Sumber : http://elsiskbjm.blogspot.co.id/2017/03/menelaah-keberadaan-ptconch-dilanjutkan.html?m=1

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...