Monday, 8 August 2016
Nilai Sejarah Semakin Dilupakan
Nilai Sejarah Semakin Dilupakan
Benteng Tundakan bukan satu-satunya objek bersejarah yang terkesan terbangkalai tanpa sedikit pun ada perhatian, salah satu situs kebudayaan yang bernilai bernasib sama yakni, Makam Raksasina Singa Jaya.
Makam yang terletak di pinggir sungai Batang Balangan di desa Layap Kecamatan Paringin ini terlihat sangat sederhana sebaimana makam yang biasanya berada di pemakaman umum.
Padahal sosok Raksasina Singa Jaya, yang diyakini oleh masyarakat menjadi salah satu tokoh perjuang yang ikut berjuang bersama-sama Tumenggung Jalil dan Pengeran Antasari saat mempertahankan Bentek Tundakan dari serangan Belanda.
Menurut H Sulaiman K, tokoh Raksasina Singa Jaya diyakini berasal dari Jawa Timur yang dikenal dengan nama Syahbudin.
“Menurut cerita nenek, saat Pemerintahan Belanda bisa menguasai daerah Paringin maka oleh Belanda Raksasina Singga Jaya diangkat menjadi Kiai atau Pemimpin setingkat Camat di daerah Paringin,” bebernya.
Namun kondisi ini, kata Sulaiman, tidak bertahan lama karena Raksasina diminta oleh Belanda untuk mengkoordinir rakyatnya kerja paksa untuk membuat jalan dari Paringin ke Halong dan ditolak oleh Raksasina.
Atas penolakan itu, lanjut Sulaiman, Raksasina berserta pengikutnya melarikan diri ke hutan. Dalam pelarian inilah rombongan Raksasina bertemu dan bergabung dengan Tumenggung Jalil dan bersama-sama mempertahankan Benteng Tundakan dari serangan-serangan Belanda.
“Saat Belanda menyerang Benteng Tundakan dan pasukan Tumenggung Jalil kalah maka para pejuang yang berada di Benteng tercerai berai. Rakasasina melarikan diri ke daerah Paringin, dalam pelariannya ternyata ada yang mengikutinya dan pada waktu subuh saat mengambil air wudhu di Sungai Batang Balangan dirinya ditangkap oleh Belanda,” bebernya.
Namun rupanya, kata Sulaiman, Raksasina tidak mempan saat disiksa dan ditembak oleh Belanda.
“Karena itu, Raksasina dikubur-kubur hidup oleh Belanda disebuah lobang dipinggir sungai Batang Balangan,” jelasnya.
Keberadaan makam sekarang ini sendiri, menurut Sulaiman, diyakini sebagai makam Raksasina setelah melalui ritual yang dilakukan oleh orang pintar.
Sedangkan menurut pemerhati sejarah Balangan dharma setyawan, meski keberadaan makam Raksasina Singa Jaya sebenarnya tidak bisa dikatakan dalam situs sejarah karena data pendukung keberanaannya masih sangat minim, namun keberadaan perlu diletarikan dan diteliti lebih lanjut.
“Apalagi tempat makam sekarang sudah tercatat sebagai tinggalan kebudayaan sebagaimana surat keputusan Kantor Wilayah Depertemen. Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Selatan tanggal 4 Agustus 1983 Nomor 081_K/P4SPKS_6/WPKKkS/1983,” jelasnya.
Apalagi lanjut, pria yang sedang menempuh pendidikan pasca serjana ini, keberadaan situs sejarah maupun situs kebudayaan sangat penting bagi generasi penerus.
“Keberadaan situs sejarah dan kebudayaan akan menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat dan tentunya menjadi modal bagi pendidikan generasi muda hingga kita tidak “pareumeun obor” akan sejarah masa lalunya,” jelasnya.
Dimana lanjut, alumni Fisip Unlam ini, keberadaan peninggalan sejarah serta adat istiadat budaya masyarakat tradisional perlu mendapat perhatian dari pemerindah daerah untuk dilestarikan keberadaannya. karena menurutnya, keberadaannya dapat dijadikan sumber bagi upaya pengenalan nilai warisan budaya kepada generasi muda saat.
Memang upaya untuk melestarikan peninggalan sejarah dan kebudayaan, kata Dharma, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan tanpa biaya, namun jangan hal ini dijadikan alasan untuk tidak sama sekali memperhatikan keberadaan situs bersejarah ini.
“Salah satu bentuk pelestarian nilai sejarah pada situs-situs sejarah yang tersebar di Balangan bisa dilakukan melalui kegiatan widya wisata bagi para pelajar. Dimana selama kegiatan kunjungan tersebut siswa akan memperoleh suguhan informasi berkenaan dengan sejarah panjang leluhur mereka dan akan terjadi transformasi nilai dari generasi terdahulu ke generasi sekarang,” pungkasnya. (sugi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...
-
Tatanjang Alat Menanam Jika Tajak digunakan untuk membersihan lahan pertanian sebelum tanam, maka Tatanjang, Tatujah atau Tatajuk d...
-
Surat Wasiat dan Keris Abu Gagang,, Bismillaahirrahmaanirrahim . Surat Wasiat ini masih tersimpan baik, memiliki perjalanan sejara...
-
Marinjah Mamuntal dan Mahambur Dalam proses bertani (menanam padi) secara tradisional di Kalsel umumnya dan khususnya daerah hul...
No comments:
Post a Comment