Terbayar
Lunas Dengan Senyuman
Medan
berat dan berhadapan dengan culture shock
mungkin masih diangap biasa bagi fisik seorang pria dengan pergaulan sosial
yang luas. Tapi bagi petugas perempuan yang ikut Pelayanan Kesehatan Daerah
Terpencil (Pelkes Dacil) merupakan tantangan yang terbilang luar biasa.
Tantangan
berat inilah yang sangat dirasakan Gresia Mayang Sari, salah satu petugas
kesehatan di Puskesmas Uren yang turut serta dalam Pelkes Dacil yang dijalankan
Pemerintan Kabupaten Balangan.
Menurut
petugas farmasi di Puskesmas Uren ini, pengalaman menjelajah alam dengan
mendaki gunung dan menyeberangi sungai pertama kalinya ditemui dirinya saat
ikut Pelkes Dacil ini.
"Pengalaman
harus berjalan di hutan saat malam hari, hidup tanpa sinyal handphone dan listrik saya alami saat Pelkes
Dacil ini," ujarnya.
Selain
melawan rasa letih di perjalanan, dirinya juga harus melakukan pola hidup
berbeda dari biasanya, mulai dari tidur tanpa kelambu, mandi di sungai hingga
hidup tanpa internet.
"Kita
terkuras secara fisik dan berubah secara perilaku saat ikut Pelkes Dacil. Tapi
ini semua akan terbayar lunas ketika masyarakat yang kita layani memberikan
senyuman tulus dan ucapan terima kasih," ungkapnya.
Tak
jauh berbeda, pengalaman unik juga dirasakan petugas kesehatan wanita lainnya,
Listienoor.
Menurut
petugas gizi ini, saat pertama ikut Pelkes Dacil dirinya sempat pingsan di tengah
perjalanan.
"Karena
kurang persiapan dan banyak barang bawaan, serta baru pertama kali, saya sempat
pingsan karena kelelahan," ujarnya.
Namun
hal ini tidak membuat Listienoor jera, bahkan sebaliknya. Tiap ada kesempatan
Pelkes Dacil, dirinya pasti ikut serta.
"Pelkes
Dacil ini saya angap sebagai bentuk pelayanan sesungguhnya, karena kita
membutuhkan perjuangan yang cukup keras untuk bisa melayani masyarakat,"
bebernya.
Selain
kepuasan bisa melayani masyarakat yang betul-betul membutuhkan, Pelkes Dacil
juga membuat Listienoor dapat merasakan betapa harmonisnya kehidupan komunitas
masyarakat Dayak Meratus dengan alam.
"Bagi
kita yang lahir di tengah teknologi canggih, seperti akses internet yang cepat.
Hobi selfie dan enggan beraktivitas di luar, sehingga lupa pada kepedulian terhadap
sesama, tak ada salahnya mengikuti Pelkes Dacil ini sebagai wahana pembelajaran
tentang kehidupan sosial di tengah masyarakat di daerah terpencil,"
tutupnya.
No comments:
Post a Comment