Sunday, 19 February 2017

BALAWANG TUJUH BAGUNUNG API DI LAMPIHONG

         

BALAWANG TUJUH BAGUNUNG API DI LAMPIHONG
Pung pung  halu gara gicak giyang-giyang
Takumpul sama pada balu
 Jangan bahiri nang bujang
Pung pung  halu gara gicak giyang-giyang
 Asal jangan Bamadu dihadangi malam siang.
Begitulah bait pantun yang biasanya dinyanyikan untuk mengambarkan tradisi unik "Balawang Tujuh Bagunung Api" dalam acara perkawinan di Kecamatan Lampihong ini.

Tradisi ini dilakukan khusus untuk pasangan pengantin yang sebelumnya berstatus duda atau janda.
"Jadi tradisi di sini, jika orang yang berstatus balu (duda atau janda) menikah lagi, maka resepsinya harus diadakan pada malam hari atau disebut Naik Malam. Dalam Naik Malam ini ada tradisi Balawang Tujuh Bagunung Api," terang Hajjah Asanah (53 tahun).
 Menurut warga desa Lampihong Kiri ini, tradisi ini dulunya diadakan hampir di seluruh wilayah Balangan. Namun kini hanya ada di Lampihong, itu pun hanya di desa-desa tertentu.
Balawang tujuh sendiri, jelas Asanah, pasangan harus terlebih dahulu memasuki pintu (pagar) yang dibuat sebanyak tujuh kelokan. Pagar ini dibuat dari tapih bahalai (sarung panjang perempuan) atau bisa juga dari tali. Pagar ini biasanya dibuat sebelum naik ke pelaminan yang berada di dalam rumah.
Adapun Bagunung Api, lanjutnya, adalah puluhan obor yang disusun di atas rangka menyerupai atap rumah atau gunung. Gunung Api ini digunakan saat mengarak pengantin pria ke rumah pengantin wanita.
“Filosofi dari Balawang Tujuh Bagunung api ini memang tidak ada keterangan yang jelas. Tapi bisa saja, makna dari Balawang Tujuh adalah pesan bagi pasangan yang baru menikah bahwa dalam berumah tangga banyak lawang (pintu) yang diasumsikan sebagai masalah yang harus dilalui bersama. Kenapa jumlahnya harus tujuh, mungkin karena dalam kehidupan kita harus melewati tujuh hari,” ujar Asanah.
Gelaran tradisi Balawang Tujuh Bagunung Api  ini biasana diiringi musik panting khas Banjar ataupun gamelan sebagai hiburan tambahan. Musik tersebut sudah dimainkan sejak pasangan pria diarak menuju rumah pengantin wanita, dan berhenti ketika pasangan pengantin sudah duduk bersanding di dalam rumah. (Sugi)

No comments:

Post a Comment

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...