Saturday 10 December 2016

Petugas Perempuan Sampai Pingsan
Medan berat dan berhadapan dengan culture shock mungkin masih diangap biasa bagi fisik seorang pria dengan pergaulan sosial yang luas. Tapi bagi petugas perempuan yang ikut Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil (Pelkes Dacil) merupakan tantangan yang terbilang luar biasa terlebih bagi mereka yang kurang dengan aktivitas diluar (outdoor).

Tantang berat inilah yang sangat dirasakan Gresia Mayang Sari, salah satu petugas kesehatan di Puskesmas Uren yang turut serta ikut dalam Pelkes Dacil yang dijalankan Pemkab Balangan.
Meuurut petugas farmasi di Puskes Uren ini, pengalaman menjelajah alam dengan mendaki gunung dan menyeberangi sungai pertama kalinya ditemui dirinya saat ikut pelayanan Dacil ini.
"Pengalaman harus berjalan di hutan saat malam hari, hidup tanpa signal dan listrik saya dapat saat Dacil ini," ujar lulusan Akper Intan Martapura Tahun 2014 ini.
Selain melawan rasa cape diperjalan, lanjut wanita yang baru bergabung di Puskesmas Uren April ini, dirinya juga harus melakukan pola hidup berbeda dari biasanya seperti tidur tanpa kelambu, mandi disungai hingga hidup tanpa teknologi internet.
"Kita terkuras secara fisik dan berubah secara perilaku saat ikut Dacil. Tapi ini semua akan terbayar lunas ketika masyarakat yang kita layani memberikan senyuman tulus dan ucapan terima kasih,"ungkapnya.
Tak jauh berbeda, pengalaman unik juga dirasakan petugas kesehatan wanita lainnya, Listienoor yang ikut dalam program Pelkes Dacil tersebut.
Menurut petugas gizi ini, pertama kalinya ikut Dacil dirinya sempat pingsan ditengah perjalanan saat menuju salah satu tempat pelaksanaan Dacil.
"Karena kurang persiapan dan banyak barang bawaan serta pertama kalinya, saya sempat pingsan karena kelelehan," ujar Alumnus Poltekkes Banjarmasin 2013 ini.
Meski pertama kali ikut sempat pingsan dijalan, tapi menurut Pegawai Tidak Tetap (PTT) gizi desa diwilayah kerja Puskesmas Uren ini, tidak membuatnya kapok, bahkan sebaliknya tiap ada kesempatan ikut Dacil, dirinya pasti ikut andil.
"Dacil inikan saya angap sebagai bentuk pelayanan sesungguhnya, karena kita membutuhkan perjuangan yang cukup keras untuk bisa melayani masyarakat," bebernya.
Selain kepuasan bisa melayani masyarakat yang betul-betul membutuhkan, lanjut dara asli Balangan ini, lewat Dacil dirinya juga bisa mengenal betapa harmonisnya kehidupan komunitas masyarakay Dayak Meratus dengan alamnya.
"Bagi kita yang lahir di tengah teknologi canggih, akses internet was wus. Hobi selfie dan enggan aktivitas outdoor, sehingga lupa tentang kepedulian tidak salahnya ikut melihat Pelkes Dacil ini sebagai wahana pembelajaran, jika kehidupan sosial sebenarnya ada ditengah pemukiman didaerah terpencil," tutupnya.

No comments:

Post a Comment

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...