Saturday, 10 December 2016
Dacil Lebih Mirip Jelajah Alam atau Naik Gunung
Pelayanan kesehatan Daerah Terpencil (Dacil) yang dijalankan jajaran petugas medis dibawah Dinkes Balangan dalam prakteknya memerlukan pengorbanan fisik secara ektra dan rasa pengabdian tanpa kenal batas.
Pasalnya untuk mencapai tempat pelaksanaan program pelayanan kesehatan khusus daerah pedalaman ini harus melewati medan sulit berupa bebatuan curam, mendaki gunung dan menyebarangi beberapa kali sungai.
Selain itu, para petugas juga harus siap mengangkut peralatan pemeriksaan kesehatan serta obat-obat.
Menurut kepala Puskesmas Uren Rudi Kresna, program pelayanan kesehatan Dacil untuk wilayah dibawah Puskesmas Uren ada dusun Ambata, Ambatunin, Tanjungan Jalamu, Libaru Sungkai dan Andamai.
Dibeberapa dusun ini, menurut dia, ada yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kota Baru dan Kecamayan Kerang Dayo Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Karena akses jauh dan sulit inilah, lanjut dia, tiap kali pelayanan Dacil pihaknya selalu menginap minimal satu malam.
Dalam pelaksanaan program Dacil ini sendiri, menurut pria penyuka homor ini, pihaknya berangkat dalam bentuk rombongan yang jumlah mencapai 20 orang sekali berangkat.
Rombongan atau Tim Dacil selain harus mengangkut keperluan pelayanan kesehatan, menurut Rudi, rombongan juga harus membawa keperluan pribadi masing-masing baik pakaian dan mandi hingga keperluan makan.
"Kalau berangkat pelayanan Dacil kami seperti mau berangkat mendaki gunung atau menjelajah alam, saking banyaknya bawaan yang diangkut," ungkapnya.
Medan yang dilalui pun, menurut dia, sangat beragam mulai tebing berbatu curam, mendaki gunung dengan kemiringan yang tinggi hingga menyeberangi sungai.
Dibeberapa dusun, menurut Rudi, pihaknya harus menyeberangi sungai agar sampai ketempat tujuan guna melaksanakan program Dacil ini.
"Ke dusun Tanjung Jalamu salah satu paling berat, selain harus ditempuh dengan berjalan kaki dari akses terakhir mobil selama 5 jam. Kita juga harus menyeberang sungai sebanyak 6 kali dan kalau sungai lagi dalam, terpaksa pakai rakit bambu," jelasnya.
Selain harus melalui medan berat ada tantangan lainnya yang harus dilalui tim Dacil yakni, menyesuaikan hidup dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
"Selain tantangan medan yang berat, kita juga harus bisa menempatkan diri sesuai kultur budaya masyarakat setempat sehingga kita dapat diterima dengan baik," jelasnya.
Untuk pelaksanaan Dacil sendiri, lanjut dia, dilakukan tiap tiga bulan sekali dengan mencakup semua pelayanan dasar kesehatan.
Diantara pelayanan yang dijalankan, urai Rudi diantaranya, pemeriksaan kesehatan, imunisasi bayi, balita, pemeriksaan ibu hamil dan pelayanan KB serta penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi dan pembinaan kesehatan anak sekolah.
"Pelayanan Dacil ini mencakup semua pelayanan dasar dan program kesehatan dalam sekali waktu," jelasnya.
Jika ada warga yang perlu tindakan medis lanjutan maka, menurut dia, warga bersangkutan disarankan melakukan pengobatan secara rujukan ke Puskesmas atau pun rumah sakit guna mendapatkan pengobatan secara intensif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...
-
Tatanjang Alat Menanam Jika Tajak digunakan untuk membersihan lahan pertanian sebelum tanam, maka Tatanjang, Tatujah atau Tatajuk d...
-
Surat Wasiat dan Keris Abu Gagang,, Bismillaahirrahmaanirrahim . Surat Wasiat ini masih tersimpan baik, memiliki perjalanan sejara...
-
Marinjah Mamuntal dan Mahambur Dalam proses bertani (menanam padi) secara tradisional di Kalsel umumnya dan khususnya daerah hul...
No comments:
Post a Comment