Dunia Kelam Pendidikan
PARINGIN, Penutupan (pengusuran) Enam buah Sekolah
Dasar (SD) yang selanjutnya direncanakan direlokasi akibat masuk areal pertambangan PT Adaro
Indonesia terus berlanjut, jika sebelumnya sudah ada dua SD yakni, SDN Bata dan
SDN Sirap 3 yang tahun ajaran baru 2015-2016 tadi ditutup, kini SDN Lamida Atas
akan mendapat giliran selanjutnya.
Kemungkinan penutupan SD yang berada di Desa Lok Batung
RT III ini akan segara dilakukan, pasalnya sudah ada deal antara seluruh warga RTIII Desa Lok Batung dengan PT Adaro Indonesia
terkait besaran dana pembebasan rumah yang warga tempati.
Isu akan
tutupnya sekolah ini menimbulkan kegelisahan tersendiri di lingkungan sekolah, dari murid-murid, jajaran
dewan guru hingga orang tua murid. Pasalnya, jika warga sudah menjual lahannya, otamatis
warga akan ini tentunya tidak
akan ada murid lagi
yang bersekolah.
Kegelisahan ini
dirasakan salah satu guru
honorer di SDN Lamida Atas, Dina M. dirinya mengungkapkan, meski belum
mendengar secara langsung terkait penutupan sekolah, tapi dirinya merasa khawatir
akan nasib pekerjaannya jika sekolah akan ditutup.
“Jika sekolah ditutup Saya hanya bisa pasrah, kalau bisa
nasib kami juga diperhatikan. Kalau guru berstatus PNS tentu tidak memiliki kekhawatiran kehilangan
pekerjaan, karena penempatan tugasnya akan diatur langsung oleh Dinas
Pendidikan," keluhnya.
Dari hasil pantauan Media Kalimantan yang langsung
mendatangi SDN Lamida Atas, Sabtu (30/4) isu akan terjadinya penutupan sekolah
bukan isapan jempol belaka, ini dibuktikan dari jumlah murid yang berkurang drastis hingga
pengkuan murid yang sudah berencana pindah sekolah setelah kenaikan kelas.
Jumlah siswa-siswi SDN Lamida Atas kini hanya ada 27
orang, bahkan ada satu kelas yang hanya diisi oleh satu orang siswa, yaitu
kelas III.
Rincian jumlah murid SDN Lamida Atas per kelas yaitu,
kelas 1 ada 4 orang siswa, kelas 2 ada 4 orang, kelas 3 ada 1 orang, kelas 4
ada d orang, kelas 5 ada tujuh orang dan kelas 6 ada tujuh orang siswa
“Saya sudah dikasih tau oleh ayah jika akan pindah ke
tanjung, namun untuk waktu belum pasti,’’ ujar Hatma Wati Ningsih salah satu
murid SDN Lamida Atas.
Rencana pindah sekolah dan tempat tinggal ini, juga
disampai teman sekelas Hatma yakni, Santi. Menurut anak tunggal ini, kedua
orang tuanya juga sudah memberi tahu dirinya, jika setelah lulus tahun ini juga
akan pindah.
“Sedih rasanya harus berpisah dengan teman-teman satu
sekolah dan satu kampung. Padahal kami sudah seperti keluarga selama puluhan
tahun disini,’’ lirih Santi saat ditanya bagaimana perasaannya terkait akan
pindah sekolah.
Salah satu warga, Nor Muhammad mengakui, jika dirinya
bersama sekitar 32 KK lainnya memang sudah sepakat untuk membebaskan rumah
milik mereka ke PT Adaro Indonesia.
“Kalau tidak dibebaskan, kami juga tidak bisa bertahan
hidup disini,’’ ujar ayah empat anak ini.
Pasalnya, menurut salah seorang wali murid SDN Lamida
Atas ini, kondisi di desa sudah tidak nyaman lagi untuk bertahan hidup karena
mata pencarian sebagai penyedap karet yang selama ini digelutinya sudah tidak
ada lagi.
Jika dulu lanjutnya, dirinya bersama warga lainnya bisa
hidup dengan ikut menjadi buruh sadap karet di PT Perkebunan Negara (PTPN) tapi
sekarang tidak ada lagi.
“Setalah adanya Take
over Lahan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Inti Rakyat Khusus (Pirsus) II ini
ke PT Adaro Indonesia, kami juga ikut kehilangan mata pencarian. Makanya tidak
mungkin kami bertahan disini,’’ ungkapnya.
Disinggung kemana dirinya akan pindah membawa keluarga,
Nor Muhammad belum mempunyai jawaban.
“Yang pasti saya menunggu pencairan dana pembebasan rumah
dulu, baru setelah itu berpikir kemana mau pindah,’’ ucapnya.
Menanggapi
hal ini, Kabid Pendidikan Dasar, Abdul Basyid menegaskan tidak akan ada
penutupan sekolah selama masih ada proses pembelajaran di sana.
Namun ia
juga tidak memungkiri apabila sudah tidak ada siswa yang belajar di sekolah
itu, maka jalan satu-satunya yaitu akan dilakukan penghapusan sekolah.
“Kami akan tetap menjalanakan proses pendidikan disekolah
itu selama masih ada muridnya. Kita upayakan tidak ada pihak yang dirugikan kalau memang terjadi
penghapusan sekolah," tegasnya.
Disinggung terkait nasib guru honorer, Basyid mengatakan
pihaknya juga akan berusaha mencarikan sekolah baru yang perlu tambahan tenaga
pengajar.
Sedangkan saat ditanya proses pemindahan (relokasi) dua
SD yang sebelumnya sudah ditutup, Basyid mengakui jika saat ini masih dalam
proses.
“Pihak Adaro sejak awal sudah berkomitmen untuk membangunkan sekolah yang
sudah kita tutup. Sekarang tinggal proses penghapusan aset SD itu,’’ ungkapnya.
Dinas Pendidikan sendiri, menurut dia, hingga kini suda
menjalankan tugasnya mulai memfasilitasi siswa yang pindah hingga penentuan
lokasi pembangunan SD baru yang akan dilakukan PT Adaro Indonesia.
Terpisah, Pengamat dan Pemerhati Pengelolaan Sumber Daya
Alam (PSDA) dan Lingkungan Bery Nahdian Forqan mengungkapkan, Pemkab Balangan sebagai
pembuat regulator mesti melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses yang
sudah disepakati.
“Sebaiknya membentuk tim transisi dan program penguatan
komunitas di lokasi baru,’’ sarannya.
Sedangkan untuk PT Adaro Indonesia, mantan direktur Walhi Nasional ini
berpesan,agar mampu memastikan bahwa proses pemindahan tidak menimbulkan eksis
negatif terhadap semua stakeholder yang berkepentingan terhadap dunia
pendidikan disana.
Sementara
itu, Ketua DPRD Balangan, H Abdul Hadi menuturkan, tentang SDN Lamida Atas yang
terancam dihapus ini, pihaknya akan melakukan kajian lebih dalam lagi.
"Kalau
sekolah itu masih di gunakan maka tidak boleh di lepas asetnya. Tapi kalau
sudah tidak berguna lagi kita pertimbangkan untuk ditukar guling, supaya lebih
bermanfaat bagi masyarakat sekitar," tukasnya. (sugi)
No
|
Nama Sekolah
|
Kecamatan
|
Jumlah Siswa
|
Kapsek/Guru/Pesuruh
|
1
|
SDN Bata/Desa Bata
|
Juai
|
6
|
1/7/1
|
2
|
SDN Sirap 3/ Desa Wonorejo
|
Juai
|
12
|
1/6/1
|
3
|
SDN Lamida Atas
|
Paringin
|
38
|
1/7/1
|
4
|
SDN Juai/ Desa Sumber Rezeki
|
Juiai
|
126
|
1/7/1
|
5
|
SDN Teluk Bayur 3/ Desa Sumber Rezeki
|
Juai
|
90
|
1/7/1
|
6
|
SDN Sirap 2/ Desa Wonorejeo
|
Juai
|
29
|
1/7/1
|
Data : Laporan hasil survey sekolah dilingkup pekerjaan
PT Adaro Indonesia oleh Dinas Pendidikan Balangan pada tanggal 2-5 september
2014
*Dua (2 buah) SD yakni, SDN Bata dan SDN Sirap sekarang sudah ditutup.
No comments:
Post a Comment