Sunday, 1 May 2016

Sekolah Dikalahkan Tambang










Dunia Kelam Pendidikan

PARINGIN, Penutupan (pengusuran) Enam buah Sekolah Dasar (SD) yang selanjutnya direncanakan direlokasi  akibat masuk areal pertambangan PT Adaro Indonesia terus berlanjut, jika sebelumnya sudah ada dua SD yakni, SDN Bata dan SDN Sirap 3 yang tahun ajaran baru 2015-2016 tadi ditutup, kini SDN Lamida Atas akan mendapat giliran selanjutnya.
Kemungkinan penutupan SD yang berada di Desa Lok Batung RT III ini akan segara dilakukan, pasalnya sudah ada deal antara seluruh warga RTIII Desa Lok Batung dengan PT Adaro Indonesia terkait besaran dana pembebasan rumah yang warga tempati.
Isu akan tutupnya sekolah ini menimbulkan kegelisahan tersendiri di lingkungan sekolah, dari murid-murid, jajaran dewan guru hingga orang tua murid. Pasalnya, jika warga sudah menjual lahannya, otamatis warga akan ini tentunya tidak akan ada murid lagi yang bersekolah.
Kegelisahan ini dirasakan salah satu guru honorer di SDN Lamida Atas, Dina M. dirinya mengungkapkan, meski belum mendengar secara langsung terkait penutupan sekolah, tapi dirinya merasa khawatir akan nasib pekerjaannya jika sekolah akan ditutup.
“Jika sekolah ditutup Saya hanya bisa pasrah, kalau bisa nasib kami juga diperhatikan. Kalau guru berstatus PNS tentu tidak memiliki kekhawatiran kehilangan pekerjaan, karena penempatan tugasnya akan diatur langsung oleh Dinas Pendidikan," keluhnya.
Dari hasil pantauan Media Kalimantan yang langsung mendatangi SDN Lamida Atas, Sabtu (30/4) isu akan terjadinya penutupan sekolah bukan isapan jempol belaka, ini dibuktikan dari jumlah murid yang berkurang drastis hingga pengkuan murid yang sudah berencana pindah sekolah setelah kenaikan kelas.
Jumlah siswa-siswi SDN Lamida Atas kini hanya ada 27 orang, bahkan ada satu kelas yang hanya diisi oleh satu orang siswa, yaitu kelas III.
Rincian jumlah murid SDN Lamida Atas per kelas yaitu, kelas 1 ada 4 orang siswa, kelas 2 ada 4 orang, kelas 3 ada 1 orang, kelas 4 ada d orang, kelas 5 ada tujuh orang dan kelas 6 ada tujuh orang siswa
“Saya sudah dikasih tau oleh ayah jika akan pindah ke tanjung, namun untuk waktu belum pasti,’’ ujar Hatma Wati Ningsih salah satu murid SDN Lamida Atas.
Rencana pindah sekolah dan tempat tinggal ini, juga disampai teman sekelas Hatma yakni, Santi. Menurut anak tunggal ini, kedua orang tuanya juga sudah memberi tahu dirinya, jika setelah lulus tahun ini juga akan pindah.
“Sedih rasanya harus berpisah dengan teman-teman satu sekolah dan satu kampung. Padahal kami sudah seperti keluarga selama puluhan tahun disini,’’ lirih Santi saat ditanya bagaimana perasaannya terkait akan pindah sekolah.
Salah satu warga, Nor Muhammad mengakui, jika dirinya bersama sekitar 32 KK lainnya memang sudah sepakat untuk membebaskan rumah milik mereka ke PT Adaro Indonesia.
“Kalau tidak dibebaskan, kami juga tidak bisa bertahan hidup disini,’’ ujar ayah empat anak ini.
Pasalnya, menurut salah seorang wali murid SDN Lamida Atas ini, kondisi di desa sudah tidak nyaman lagi untuk bertahan hidup karena mata pencarian sebagai penyedap karet yang selama ini digelutinya sudah tidak ada lagi.
Jika dulu lanjutnya, dirinya bersama warga lainnya bisa hidup dengan ikut menjadi buruh sadap karet di PT Perkebunan Negara (PTPN) tapi sekarang tidak ada lagi.
 “Setalah adanya Take over Lahan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Inti Rakyat Khusus (Pirsus) II ini ke PT Adaro Indonesia, kami juga ikut kehilangan mata pencarian. Makanya tidak mungkin kami bertahan disini,’’ ungkapnya.
Disinggung kemana dirinya akan pindah membawa keluarga, Nor Muhammad belum mempunyai jawaban.
“Yang pasti saya menunggu pencairan dana pembebasan rumah dulu, baru setelah itu berpikir kemana mau pindah,’’ ucapnya.

Menanggapi hal ini, Kabid Pendidikan Dasar, Abdul Basyid menegaskan tidak akan ada penutupan sekolah selama masih ada proses pembelajaran di sana.
Namun ia juga tidak memungkiri apabila sudah tidak ada siswa yang belajar di sekolah itu, maka jalan satu-satunya yaitu akan dilakukan penghapusan sekolah.
“Kami akan tetap menjalanakan proses pendidikan disekolah itu selama masih ada muridnya. Kita upayakan tidak ada pihak yang dirugikan kalau memang terjadi penghapusan sekolah," tegasnya.
Disinggung terkait nasib guru honorer, Basyid mengatakan pihaknya juga akan berusaha mencarikan sekolah baru yang perlu tambahan tenaga pengajar.
Sedangkan saat ditanya proses pemindahan (relokasi) dua SD yang sebelumnya sudah ditutup, Basyid mengakui jika saat ini masih dalam proses.
“Pihak Adaro sejak awal sudah  berkomitmen untuk membangunkan sekolah yang sudah kita tutup. Sekarang tinggal proses penghapusan aset SD itu,’’ ungkapnya.
Dinas Pendidikan sendiri, menurut dia, hingga kini suda menjalankan tugasnya mulai memfasilitasi siswa yang pindah hingga penentuan lokasi pembangunan SD baru yang akan dilakukan PT Adaro Indonesia.
Terpisah, Pengamat dan Pemerhati Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) dan Lingkungan Bery Nahdian Forqan mengungkapkan, Pemkab Balangan sebagai pembuat regulator mesti melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses yang sudah disepakati.
“Sebaiknya membentuk tim transisi dan program penguatan komunitas di lokasi baru,’’ sarannya.
Sedangkan untuk PT Adaro Indonesia,  mantan direktur Walhi Nasional ini berpesan,agar mampu memastikan bahwa proses pemindahan tidak menimbulkan eksis negatif terhadap semua stakeholder yang berkepentingan terhadap dunia pendidikan disana.
Sementara itu, Ketua DPRD Balangan, H Abdul Hadi menuturkan, tentang SDN Lamida Atas yang terancam dihapus ini, pihaknya akan melakukan kajian lebih dalam lagi.
"Kalau sekolah itu masih di gunakan maka tidak boleh di lepas asetnya. Tapi kalau sudah tidak berguna lagi kita pertimbangkan untuk ditukar guling, supaya lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar," tukasnya. (sugi)



No
Nama Sekolah
Kecamatan
Jumlah Siswa
Kapsek/Guru/Pesuruh
1
SDN Bata/Desa Bata
Juai
6
1/7/1
2
SDN Sirap 3/ Desa Wonorejo
Juai
12
1/6/1
3
SDN Lamida Atas
Paringin
38
1/7/1
4
SDN Juai/ Desa Sumber Rezeki
Juiai
126
1/7/1
5
SDN Teluk Bayur 3/ Desa Sumber Rezeki
Juai
90
1/7/1
6
SDN Sirap 2/ Desa Wonorejeo
Juai
29
1/7/1

Data : Laporan hasil survey sekolah dilingkup pekerjaan PT Adaro Indonesia oleh Dinas Pendidikan Balangan pada tanggal 2-5 september 2014
*Dua (2 buah) SD yakni, SDN Bata dan SDN Sirap  sekarang sudah ditutup.

No comments:

Post a Comment

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...