Sungai Balangan Tercemar Limbah PT Adaro Indonesia
Tim dari BLHK Balangan bersama pihak PT Adaro Indonesia turun
kelapangan, Senin (8/6) kemarin sore untuk melihat kolam pengendapan
(settling pond/SP) bernomor SP 10B HW milik PT Adaro Indonesia yang
diduga menjadi penyebab keruhnya sungai Balangan dua hari lalu.
Kepala BLHK Balangan Karim Suadi disela tinjauan itu mengakui, jika kegiatan peninjauan dilakukan dalam rangka pengambilan sampel air untuk diuji coba.
“Pengambilan sampel ini sudah yang ketiga kalinya, sebelumnya mulai hari Sabtu kita juga sudah mengambil untuk diteliti lebih lanjut,” bebernya.
Hasil pemeriksaan dilab nantinya, lanjut Karim, akan membuktikan tercemar tidaknya air sungai Balangan.
“Setelah hasil lab keluar baru kita menentukan tercemar tidaknya,” tegasnya.
Dilain pihak, saat dikonfirmasi PT Adaro Indonesia melalui External Relations division Head PT adaro Indonesia Rizki Dartaman mengungkapkan, perusahaan sedang mendalami investigasi yang dilakukan untuk mengetahui kekeruhan air yang diduga tercemar.
Namun demikian, terlepas apakah itu berasal dari mana pun, perusahaan sudah berhasil melakukan normalisasi kekeruhan sungai yang sempat terganggu, sehingga sungai kembali pada keadaan semula dalam waktu yang tidak lama.
“Hingga saat ini, karena penanganan yang tepat dan cepat dampaknya pun dapat diminamalisir. Hingga kini memang belum ada temuan laporan ikan mati atau dampak lainnya di bagian hulu sungai Balangan yang disampaikan ke Kami,” ungkapnya.
Meski demikian lanjutnya, kalau ada pihak yang mengatakan ikan kerambanya mati di bagian hilir sungai ini, maka itu perlu diteliti lebih dalam penyebabnya, karena tidak serta merta bisa langsung dikaitkan dengan kondisi yang terjadi.
“Apalagi instansi berwenang sedang meneliti sampel air yang diduga kekeruhanya tidak normal itu,” tegasnya.
Sebelumnya, masyarakat di Kecamatan Juai, Paringin dan Lampihong yang bermukim di sepanjang sungai Balangan terkejut, sebab air sungai berubah warna jadi susu kecoklatan.
Dimana perubahan warna air sungai Balangan ini, diduga kuat akibat masuknya air limbah milik perusahaan tambang batubara yang beroperasi diwilayah Bumi Sanggam.
Kepala desa Sirap Kecamatan Juai, Nanang suprapto mengakui, jika air sungai Balangan yang melalui desanya sudah selam dua hari ini berubah warna.
“Perubahan warna ini sudah terjadi sejak dua hari lalu, untuk sementara saya tidak tahu persis penyebabnya. Namun, ada kemungkinan itu berasal dari tambang pasalnya, warna keruhnya tidak seperti keruh pas hujan, selama ini tidak turun hujan,” ungkapnya.
Kecaman keras dilontarkan wakil ketua II DPRD Balangan M Nor Iswan terkait berubahnya warna air sungai Balangan menjadi susu coklat.
Politisi PKS ini mengungkapkan, kejadian ini tidak pertama kalinya yang membuktikan tidak ada upaya serius dari perusahaan untuk memperbaikinya.
“Kalau betul ini akibat limbah tambang maka pemerintah daerah harus bertindak tegas. Lakukan penyidikan atas insiden ini, jika kejadian ini terus terjadi maka tambang di Balangan harus ditutup,” ungkapnya. (sugi)
Kepala BLHK Balangan Karim Suadi disela tinjauan itu mengakui, jika kegiatan peninjauan dilakukan dalam rangka pengambilan sampel air untuk diuji coba.
“Pengambilan sampel ini sudah yang ketiga kalinya, sebelumnya mulai hari Sabtu kita juga sudah mengambil untuk diteliti lebih lanjut,” bebernya.
Hasil pemeriksaan dilab nantinya, lanjut Karim, akan membuktikan tercemar tidaknya air sungai Balangan.
“Setelah hasil lab keluar baru kita menentukan tercemar tidaknya,” tegasnya.
Dilain pihak, saat dikonfirmasi PT Adaro Indonesia melalui External Relations division Head PT adaro Indonesia Rizki Dartaman mengungkapkan, perusahaan sedang mendalami investigasi yang dilakukan untuk mengetahui kekeruhan air yang diduga tercemar.
Namun demikian, terlepas apakah itu berasal dari mana pun, perusahaan sudah berhasil melakukan normalisasi kekeruhan sungai yang sempat terganggu, sehingga sungai kembali pada keadaan semula dalam waktu yang tidak lama.
“Hingga saat ini, karena penanganan yang tepat dan cepat dampaknya pun dapat diminamalisir. Hingga kini memang belum ada temuan laporan ikan mati atau dampak lainnya di bagian hulu sungai Balangan yang disampaikan ke Kami,” ungkapnya.
Meski demikian lanjutnya, kalau ada pihak yang mengatakan ikan kerambanya mati di bagian hilir sungai ini, maka itu perlu diteliti lebih dalam penyebabnya, karena tidak serta merta bisa langsung dikaitkan dengan kondisi yang terjadi.
“Apalagi instansi berwenang sedang meneliti sampel air yang diduga kekeruhanya tidak normal itu,” tegasnya.
Sebelumnya, masyarakat di Kecamatan Juai, Paringin dan Lampihong yang bermukim di sepanjang sungai Balangan terkejut, sebab air sungai berubah warna jadi susu kecoklatan.
Dimana perubahan warna air sungai Balangan ini, diduga kuat akibat masuknya air limbah milik perusahaan tambang batubara yang beroperasi diwilayah Bumi Sanggam.
Kepala desa Sirap Kecamatan Juai, Nanang suprapto mengakui, jika air sungai Balangan yang melalui desanya sudah selam dua hari ini berubah warna.
“Perubahan warna ini sudah terjadi sejak dua hari lalu, untuk sementara saya tidak tahu persis penyebabnya. Namun, ada kemungkinan itu berasal dari tambang pasalnya, warna keruhnya tidak seperti keruh pas hujan, selama ini tidak turun hujan,” ungkapnya.
Kecaman keras dilontarkan wakil ketua II DPRD Balangan M Nor Iswan terkait berubahnya warna air sungai Balangan menjadi susu coklat.
Politisi PKS ini mengungkapkan, kejadian ini tidak pertama kalinya yang membuktikan tidak ada upaya serius dari perusahaan untuk memperbaikinya.
“Kalau betul ini akibat limbah tambang maka pemerintah daerah harus bertindak tegas. Lakukan penyidikan atas insiden ini, jika kejadian ini terus terjadi maka tambang di Balangan harus ditutup,” ungkapnya. (sugi)
No comments:
Post a Comment