Tuesday, 7 March 2017

Ada Naik Manau dan Kakuyaan


Ada Naik Manau dan Kakuyaan



Rangkaian episentrum atraksi budaya Dayak Meratus menghiasi gelaran festival pesona dayak meratus yang digelar di desa Wisata Wadian Tambai Kapul, Kecamatan Halong selama tiga hari yang berakhir pada hari Minggu lalu.
Episentrum atraksi yang ditampilkan dalam agenda tahunan yang digagas oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Balangan ini, benar-benar menjadi diskripsi pas tentang kebudayaan dayak meratus pasalnya, hampir semua yang ditampilkan merupakan rangkuman kehidupan komunitas dayak meratus sehari-hari seperti menumbuk padi, membuat anyaman (arangan), menyumpit dan permainan tradisional seperti bagasing, mutuu, balugu, kenje juga turut ditampilkan tari kreasi dayak meratus dari berbagai kabupaten yang di Kalsel.
Tak ketinggalan, acara yang sudah berlangsung untuk ketiga kalinya ini turut menghadirkan pameran kerajinan, kuliner, wisata alam dan budaya dan pengobatan tradiaional yang semuanya itu, merupakan bagian dari kebudayaan komunitas masyarakat penghuni pengunungan meratus tersebut.

Sedikitnya ada dua antraksi yang menonjol dan bisa dijadikan tulak ukur kemeriahan serta hal baru dalam gelaran festival pesona dayak meratus yang ketiga kalinya sejak 2015 lalu yakni, Tarian Banaik Manau dan Kesenian Kakuyaan.
Tari Naik Manau biasanya dibawakan oleh suku sub suku dayak deah dimana tarian ini dilakukan dengan menaiki atau memanjat pohon berduri yg disebut Manau (rotan besar). Tarian Banaik Manau ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kelebihan keahlian ilmu (magis) agar tidak tertusuk dan terluka terkena duri saat menaiki pohon Manau ini. Sedangkan kesenian Kakuyaan ialah merupakan kesenian tarik suara yang sudah sangat jarak ditemui ditengah masyarakat dayak meratus saat ini.
Menurut ketua DAD Balangan Mandan, ditampilkannya tarian Naik Manau dan Kakuyaan ini dalam rangkaian acara festival budaya dayak meratus untuk lebih memperbanyak khasanah budaya dayak meratus yang sajikan, dengan begitu masyarakat luas bisa mendapatkan diskripsi yang pas dan luas tentang kebudayaan yang dimiliki oleh dayak meratus yang selama ini masih kurang dikenal luas.
Khusus kesenian Kakuyaan, kata Mandan, memang selama ini sangat jarang ditemui maka dari itu pada gelaran festival kali ini ditampilkan.
"Selain ingin mengenalkan kebudayaan dayak meratus secara luas, lewat fastival ini kita juga ingin menjaga, melastarikan dan menumbuhkan kecintaan genarasi muda terhadap kebudayaan asli dayak meratus," bebernya.
Terkait tari Naik Manau, Mandan mengungkapkan, tarian ini menunjukan kegagahan dan kesaktian laki-laki Dayak dalam menjaga Bumi dan Tanah Leluhur mereka dari segala ancaman dan juga menggambarkan jika kehidupan orang dayak meratus tidak terlepas dari alam.
"Lewat atraksi tarian Manau dan Kakuyaan ini, kami ingin menyampaikan jika dayak meratus itu mampu menjaga alam sebagai tempat hidupnya. Selain itu, juga mengambarkan batapa erat dan harmonisnya kehidupan orang dayak meratus dengan alam khususnya hutan," jelasnya.

No comments:

Post a Comment

Waspada Kematian Bayi Masyarakat khususnya para orang tua, dimintai mewaspadai pada bulan februari sampai April mendatang. ...